Kolonial
- Penjajahan
pada dasarnya selalu membawa kesengsaraan, karena dalam penjajahan tersebut ada
kebebasan yang dirampas serta tanah kelahiran yang di eksploitasi, sehingga mau
tidak mau akan melahirkan sebuah perlawanan baik itu secara fisik seperti
perang atau pun intelektual seperti berunding. Kita semua setuju bahwa
penjajahan itu seharusnya tidak terjadi dan kita tolak keras semua bentuk dari
penjajahan itu. Namun, mau tidak mau, harus kita akui juga, bahwa dari adanya
penjajahan tersebut, selain dampak negatif, ada dampak positif yang nantinya
didapatkan.
Kemudian jika kita berfikir secara objektif,
melihat realita sejarah, bahwa tidak selamanya penjajah itu bersikap bengis dan
kejam, beberapa tindakan mereka bisa kita katakan baik juga, walaupun di awal
kita katakan bahwa kita tidak setuju dengan penjajahan, namun secara objektif
harus kita akui bahwa ada beberapa dampak positif. Apakah dampak positif atau
bukti dari kebaikan tersebut ? dalam artikel ini akan dijelaskan secara lengkap.
Kabupaten Bojonegoro merupakan salah satu
kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Timur. Kabupaten ini memiliki sejarah yang
panjang terutama saat zaman penjajahan kolonial belanda. Seperti yang
disebutkan di awal, bahwa penjajahan tidak selalu bersifat negative, ada
beberapa hal positif salah satunya yaitu kebijakan politik etis yang diterapkan
di seluruh Indonesia (saat itu Hindia Belanda).
Politis etis sendiri, merupakan kebijakan
untuk membantu kesejahteraan rakyat jajahan, karena penjajah telah banyak
menikmati hasil jajahan, sehingga harus ada upaya moral untuk membalas kebaikan
tersebut. Beberapa dari programnya yaitu perbaikan sistem pertanian serta
pendidikan. Dari banyaknya wilayah tersebut, pada pembahasan ini akan dibahas
tentang politik etis yang ada di Kabupaten Bojonegoro (Dulunya masuk Karsidenan
Rembang) yaitu pembangunan sistem irigasi dalam upaya memperbaiki sistem
pertanian berupa pembangunan Waduk Patjal.
Waduk Patjal resmi berdiri pada tahun 1933. Credit: Commons.
Pembangunan Waduk Patjal merupakan salah satu dari usaha pemerintah kolonial belanda dalam membantu kegiatan pertanian masyarakat. Latarbelakang dari adanya pembangunan beberapa sistem irigasi yang ada di Bojonegoro khususnya Waduk Patjal karena saat itu Bojonegoro merupakan wilayah yang susah pasokan airnya. Walaupun dilewati oleh Sungai Bengawan Solo. Namun, beberapa wilayah yang jauh dari sungai besar tersebut, tentu membutuhkan adanya pembangunan suatu irigasi. Waduk Patjal dibangun pada tahun 1927, alasan dari pembangunan ini sudah disebutkan untuk membantu kegiatan pertanian masyarakat. Waduk ini, dibangun di wilayah Sungai Patjal, selain waduk Patjal pada tahun ini sebenarnya beberapa waduk-waduk lain juga dibangun. Dari adanya pembangunan ini, kegiatan perekonomian masyarakat khususnya pertanian saat itu bisa terbantu bahkan dampaknya masih bisa dirasakan sampai sekarang.
Demikian pembahasan artikel diatas, bisa kita
tarik kesimpulan bahwa penjajahan tidak selalu berdampak negatif, ada beberapa
pengaruh positif yang sebenarnya disadari atau tidak turut membantu kehidupan
pada masa itu, bahkan dari contoh Waduk Patjal bahwa dampak positif tersebut
bisa dirasakan sampai sekarang. (Edo Pacsi)
Daftar Pustaka :
Hartono, Mudji.2012.Realisasi Politik Etis di
Bojonegoro pada Awal Abad XX : Kajian Sosial Ekonomi.Mozaik : Jurnal Kajian
Sejarah.6(1).1-18. Dari https://journal.uny.ac.id/index.php/mozaik/article/view/1536
Putri, Juniar Rosiana.2019.”Pembangunan Waduk
Pacal dan Penggaruhnya terhadap Perekonomian Masyarakat Bojonegoro tahun
1927-1998”.Skripsi.Semarang:Universitas Negeri Semarang.
Posting Komentar