HB 1 dan Drama Jawa Pertengahan dalam buku "Yogyakarta di Bawah Sultan Mangkubumi 1749-1792"



"Bagi M.C. Ricklefs pangeran Mangkubumi atau Hamengkubuwono I adalah salah sosok yang pantas dipahami untuk memahami sejarah Jawa pada paruh waktu abad ke-18, sebagai raja pertama dari sebuah kerajaan yang baru pangeran Mangkubumi mampu menegakkan legitimasi kekuasaannya melalui serangkaian intrik politik-kekuasaan, diplomasi, intimidasi, dan konflik yang rumit"


Jawa, Pemberontakan dan suksesi 1726-1754

Ricklefs membuka bab-bab awal dengan menjelaskan beberapa sebab munculnya konflik yang memicu bergeraknya sejarah Jawa pertengahan. Peralihan budaya Jawa setelah runtuhnya Majapahit menyisakkan beberapa simbol-simbol budaya yang tidak bisa dilepaskan. Menurut Ricklefs para sarjana lebih banyak tertarik pada masa Klasik Jawa yang meninggalkan bangunan yang canggih nan megah dari pada tinggalan masa islam Jawa yang hanya meninggalkan bangunan berupa masjid dan kompleks-kompleks pemakaman.


Banyaknya cerita yang bercampur mitos membuat masa Islam Jawa menjadi sangat meragukan untuk dikaji secara historis. Jatuhnya Majapahit menuju berdirinya kerajaan-kerajaan Islam banyak diisi oleh fakta sejarah yang meminjam simbol-simbol yang perlu ditafsirkan ulang. Jawa seakan tidak bisa lepas dari budaya Hindu Budha bahkan setelah Islam datang, istilah-istilah dan nama-nama tertentu masih meminjam simbol-simbol dari budaya Hindu Budha. Konsep mistis Jawa terus digunakan bahkan hingga Islam benar-benar menjadi agama yang umum di Jawa.


Setelah menjelaskan latar belakang terbentuknya budaya Jawa masa Islam Ricklefs memaparkan berbagai peristiwa yang membentuk dinasti Mataram Islam. Mataram Islam dibangun dari sisa sisa dari kerajaan-kerajaan Islam sebelumnya, fondasi yang di bangun Mataram Islam banyak melegitimasikan dirinya sebagai keturunan dari dinasti-dinasti Islam sebelumnya bahkan bersambung hingga raja-raja besar masa Hindu Buddha


Secara tidak langsung pemberontak pada paruh waktu 1740 oleh orang-orang Cina membangun konflik-konflik yang berujung pada rangkain pemberontakan para pangeran yang berujung pada suksesi Jawa--khususnya suksesi Mataram Islam. Perjanjian Giyanti menjadi salah satu puncak dari rangkai konflik antar Pangeran Mataram. Beberapa tokoh sentral dalam suksesi Mataram ini adalah Pakubuwono II, pangeran sambernyawa, Nicolaas Hartingh dan pangeran Mangkubumi sendiri


to be continued...


Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama