Menuju Kiamat; Ancaman yang Datang Jika Lapisan Ozon Semakin Menipis



Coba bayangkan saat orang-orang tidak lagi berani berpakaian terbuka, bukan karena isu agama tentunya, orang lebih memilih berpakain serba panjang karena tuntutan hidup dan mati. Bagi banyak orang, hutan dibayangkan sebagai sekumpulan pohon dengan vegetasi hayati yang beragam dalam sebuah kesatuan yang solid, dimana hutan disini diartikan sebagai simbol kesuburan dan kehidupan yang menopang keberlangsungan aktivitas di bumi yang rimbun, hijau, dan indah. Tapi sampai kapan paradigma ini akan bertahan?

Beberapa tahun kedepan bisa saja pemandangan yang kita yakini sekarang berubah sepenuhnya, mungkin saja hutan di masa depan hanya sebidang tanah yang dipenuhi pepohonan yang kurus dan kering. Sebuah ironi yang siap tidak siap mungkin akan ada beberapa tahun ke depan jika lapisan Ozon semakin menipis, bisa saja sebuah aplikasi pengingat indikator sinar UV akan terpasang di ponsel setiap orang, setiap orang hidup dibawah bayang-bayang, tidak ada orang yang berani berada dibawah sinar matahari.

Diskusi tentang seberapa penting ozon bagi kelangsungan kehidupan di bumi bermula pada tahun 1970-an, dimana beberapa ilmuwan menemukan fakta bahwa lapisan ozon yang ada di bumi semakin menipis, sebuah ironi datang dari fakta bahwa lapisan ozon paling tipis ada di kutub selatan, dimana tempat yang tidak dihuni manusia ini terkena dampak dari aktivitas manusia di belahan dunia lain, bayangkan berapa banyak biota dan bioma yang terdampak akibat ulah manusia? 

Diskusi tentang efek rumah kaca, global warming, dan perubahan iklim tentu sudah kita dapatkan di bangku sekolah namun banyak hal yang kita lewatkan, bahwa semua pihak berperan dalam kerusakan lapisan ozon ini; entah industri, pembangunan, bisnis, hingga pertanian. Disadari atau tidak aktivitas manusia selalu berhubungan dengan zat kimia yang sedikit banyak menyumbang lubang di atmosfer

Rumus kimia an*****


Sulit menemukan pandangan objektif jika kita berkutat pada masalah siapa yang harus disalahkan berkaitan dengan penipisan lapisan ozon, karena suka tidak suka semua memiliki andil dalam masalah ini, mulai dari aktivitas paling kecil hingga kompleks. Segala aktivitas ini menimbulkan penipisan lapisan ozon yang berujung timbulnya lubang ozon, salah satu faktor utama dari fenomena ini adalah efek rumah kaca yang menghasilkan karbondioksida (CO2) secara berlebih.


Penggunaan klorofluorokarbon (CFC) dan hidro klorofluorokarbon (HCFC) menjadi faktor pendukung semakin lebarnya lubang ozon, hubungan kenapa zat-zat ini bisa merusak atmosfer tidak bisa dijelaskan secara singkat, ada metode penelitian kimia yang cukup kompleks mengapa penggunaan zat-zat bisa sangat mempengaruhi terbentuknya lubang ozon, yang jelas zat-zat ini menjadi kebutuhan aktivitas manusia.


Sebagai contoh seorang pemuda yang sudah tidak tahan dengan bau ketiaknya akan selalu menggunakan body spray yang mengandung CFC, atau seorang anak kos di kota Surabaya yang memerlukan AC dan kulkas untuk menciptakan suasana nyaman ditengah kota yang panas, atau seorang pemadam yang memerlukan fire extinguisher yang menghasilkan HCFC untuk kepraktisan memadamkan api, atau methyl chloroform yang didapatkan dari proses kimia untuk menghasilkan produk-produk rumah tangga, pestisida, dan banyak lagi.


Tidak dapat dipungkiri bahwa yang mengakibatkan rusaknya ozon bukan kotoran sapi yang tidak bisa diolah dengan benar oleh peternakan lokal, atau produksi peternakan modern yang over capacity, atau aktivitas perusahaan energi, tapi banyak kegiatan kita tanpa disadari menyumbang kerusakan ozon di atmosfer.


Protokol Montreal 


Tidak bisa dibayangkan bahwa semua orang di masa depan harus bolak-balik rumah sakit untuk berobat menyembuhkan penyakit kanker kulitnya, radiasi sinar UV berpotensi menimbulkan ribuan kasus kanker kulit. Bukan saja berdampak pada manusia peningkatan radiasi sinar Uv membuat tumbuhan kehilangan kemampuan ya menyerap karbon dengan baik.


Ancaman sinar UV yang semakin nyata membuat banyak negara menyepakati perjanjian tentang perlindungan ozon yang tertuang dalam protokol montreal yang disahkan pada tahun 1987, ada peraturan ketat yang berhubungan dengan pembatasan zat yang berpotensi merusak ozon.


Data yang diambil dari European Environment Agency  menunjukkan setidaknya protokol ini berhasil mengurangi penipisan ozon darin 1979-2009, tentu data ini selalu butuh pembanding untuk memastikan apakah gerakan ini sudah tepar, mengingat di zaman yang serba modern ini kadang data dibuat-buat hanya untuk sebuah kepentingan


Protokol montreal menjadi sangat penting, dimana jika saja perjanjian ini tidak diinisiasi segera mungkin saja tingkat sinar UV akan meningkat 4,5 kali lebih besar di akhir abad ini. (ian muhtarom)


Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama